Stasiun Kota Tua Jakarta, "Something that never Gets Old"

Kalo boleh jujur, gw kurang tertarik dengan suatu tempat yang namanya "Stasiun", itu dikarenakan karena gw bukanlah orang yang menggunakan kereta sebagai transportasi kemanapun kalo gw pergi dan gw pastinya lebih milih mobil sebagai temen kmanapun gw pergi.  Sebenernya bukan berarti gw tidak tertarik untuk menelusuri "apa itu stasiun? " karena dari pengalaman gw berlibur ke luar negeri seperti Australia, New Zealand, Rusia dan China, semua negara tersebut mempunyai stasiun yang luar biasa bagus dan tertata sangat rapi jadi gw seperti kebayang stasiun di Jakarta bakal "kebanting" dengan stasiun di luar negeri sana. Tapi gw sebenernya penasaran ama stasiun di Jakarta dan alangkah baiknya jika gw engga "ngejudge" lebih dulu sebelum datang langsung. Jadi gw mutusin untuk mengadakan survey di sebuah stasiun bersejarah di Jakarta yaitu Stasiun Kota Tua Jakarta yang berada di daerah komplek museum Fatahillah.

Tampak Depan Stasiun

      Stasiun Jakarta Kota sudah beroperasi sejak tahun 1873.Akan tetapi pada saat itu, jalur kereta api hanya ada tujuan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Stasiun ini sendiri dirancang oleh Frans Johan Lowrens Ghijsels yang merupakan seorang Arsitek berdarah Belanda kelahiran Tulungagung dengan mengadopsi gaya Reinasance (Eropa Kuno) sesuai dengan abad 18. Stasiun ini sempat direnovasi pada tahun 1926 dan dirubah menjadi stasiun termegah dan terbesar pada saat itu. Stasiun tersebut pada awalnya bernama "Stasiun Beos (Bataviasche Ooster Spoorwer Maatschapij) dan kemudian nama tersebut diubah menjadi Stasiun Jakarta Kota pada zaman Orde Lama dibawah pemerintahan Presiden Soekarno. Stasiun tersebut selain merupakan jalur kereta api juga merupakan komoditas penggerak ekonomi dan sosial penduduk Batavia pada zaman tersebut karena memungkinkan para penduduk dan pedagang untuk mengirimkan barang dan hasil dagangan mereka ke luar kota seperti Bandung dan Buitenzorg (Bogor). Pada zaman pendudukan Jepang, stasiun tersebut sempat mengalami kerusakan akibat pengeboman oleh serangan udara namun tetap berfungsi sebagai sarana dan fasilitas untuk mengirimkan prajurit Jepang ke berbagai daerah. 

    Sekarang kita balik lagi ke awal kedatangan gw ke Stasiun Jakarta Kota. Ketika gw melangkahkan kaki ke dalam stasiun. Dalam seketika gw merasa terkesima dengan interior stasiun Jakarta Kota dan bayangan stasiun yang kumuh, kotor dan tidak terawat langsung menghilang begitu saja. Stasiun tersebut ternyata sangat rapi dan teratur seperti stasiun di luar negeri pada umumnya. Aroma dan gaya kolonial Belanda yang kental masih sangat terasa di dalam stasiun tersebut.
Konstruksi dan Interior Stasiun Kota 

Di bagian langit-langit stasiun tersebut terdapat tiang penyangga besi yang sangat kokoh sebagai konstruksi utama stasiun dan bentuk jendela setengah melingkar yang melambangkan ciri arsitektur kolonial. Di sisi sebelah kiri terdapat banyak cafe dan tempat makan seperti Starbucks, Jco, AW, KFC yang tentu saja membuat gw kaget dan tidak menyangka kalo kualitas dan fasilitas stasiun ternyata tidak kalah dengan fasilitas yang ada di berbagai Bandara (Bandar Udara) di Indonesia. Mungkin kita semua harus berterima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintahanya sebab berkat mereka kita dapat menikmati berbagai fasilitas umun dengan kualitas yang sangat mumpuni. 
 Suasana Stasiun (lihat deh ada Starbucks gokil kan hehehe) 

Ketika gw datang ke stasiun Jakarta Kota, jam nunjukin pukul setengah 5 sore yang gw tau kalo jem segitu biasanya orang" kantor ato kerja lainya pada pulang jadi gw engga heran kenapa stasjun rame banget jem segitu. Meskipun rame, gw salut dengan orang" ataupun para penumpang karena mereka dapat menciptakan suasana yang tertib dan teratur yang membuat kesan aman di stasiun tersebut. Oke mungkin setelah puas ngelilingin stasiun dan gw udah lelah karena udah malem jadi gw mutusin pulang. Sekian kunjungan gw ke stasiun Kota. Thanks guys salam jiwa! 😊😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DJAKARTA WAREHOUSE PROJECT : " Come, Take The Moment and Be Free"

PON YOUR TONE " Gegap Gempita ala 80-an"