Baskara dan Konsep tentang Ego Manusia



 

  Baskara Putra yang memiliki nama panggung Hindia ini menjadi musisi fenomenal di Indonesia saat ini. Baskara dapat terbilang sebagai musisi yang cukup unik dikarenakan memiliki vokal suara yang dianggap cukup "fals" dibandingkan dengan musisi Indie lainya. Namun suara "fals" tersebutlah yang menjadi ciri khas tersendiri untuk Baskara. Pengalamanya dalam menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas Indonesia yang terkenal sebagai kampus intelektual berhasil membentuk kepribadian dan pola pikir Baskara dalam memandang dan mengkritisi segala permasalahan dan konflikFeast. Feast bukan hanya sebuah nama band semata namun juga menjelaskan makna perayaan atas tragedi, kemenangan dan hal apapun yang berkaitan dengan unsur sosial di dalam lirik lagu mereka.
yang terjadi di Indonesia, hal tersebut yang mendorong Baskara dan keempat sahabatnya untuk membentuk band musik bernama Feast yang beraliran rock



  Album Peradaban adalah cara Baskara menyalurkan "suara" rakyat Indonesia yang sudah lelah dan muak dengan segala permasalahan yang terjadi di negeri ini entah itu dari terorisme, tikus berdasi yang merampok uang rakyat hingga kemunculan para maniak agama yang selalu membawa-bawa Tuhan untuk meninggikan diri mereka. Konsep musik yang diusung oleh Feast dipadukan dengan keunikan suara Baskata secara cepat berhasil menarik perhatian dan akhirnya muncul suatu fans club yang menamakan diri mereka Kelelawar. 



  Layaknya suporter sepakbola, Kelelawar selalu memenuhi dan meramaikan venue dimanapun Feast tampil. Tak heran, terkadang mereka selalu berbuat "rusuh" namun tentu saja itu semua dilakukan untuk menambah kemeriahan konser sekaligus secara tidak langsung menggambarkan suasana negeri ini yang selalu panas dengan segala konflik dan permasalahan.

 Setelah berhasil melambungkan namanya bersama Feast. Baskara mencoba peruntunganya menjadi single singer dengan memilih Hindia sebagai nama panggungnya dimana dia akhirnya lebih diingat dan dikenal dengan nama tersebut. Sebelumnya bersama Feast, Baskara lebih berfokus terhadap konflik sosial dan kekacauan negeri maka sebagai Hindia, Baskara berfokus terhadap konflik batin di setiap individu manusia.

 Album Menari dengan Bayangan di tahun 2019 adalah album pertama Baskara sebagai penyanyi single dengan nama Hindia yang sukses melejit di kalangan musik Indie Indonesia dengan lagu pertamanya yaitu Secukupnya yang berhasil menjadi soundtrack film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKTCHI). Di album ini, Baskara memiliki kesamaan konsep dengan Kunto Aji yaitu makna Self-Healing di setiap lirik lagunya. Untuk menambah unsur Self-Healing tersebut, Baskara berkolaborasi dengan musisi Indie lainya yang memiliki karakter vokal yang mungkin cukup menenangkan seperti Rara Sekar dengan lagu berjudul Membasuh yang bercerita tentang 2 insan yang terpisah namun hati mereka saling bergejolak karena masih memiliki satu misi kedepanya dan Sal Priadi dengan lagu berjudul Belum Tidur yang ingin mengajarkan kita untuk selalu bersandar dan berdoa kepada Sang Pencipta di keheningan malam di tengah masalah yang melanda.

  



    Layaknya Feast, Baskara juga mengusung unsur perayaan di album ini dan itu sangat terlihat pada lirik lagu Secukupnya yang seperti ini : 

Kita semua gagal

Angkat minumanmu
Bersedih bersama-sama  

 Well, setidaknya Baskara mengajak kita untuk tetap semangat terhadap segala permasalahan yang terjadi di dalam kita karena kita tidak sendiri dan banyak orang yang juga bernasib tersebut. Setidaknya kita beruntung memiliki musisi seperti Baskara yang berani menyuarakan konflik sosial dan kesehatan mental yang mungkin cukup tabu di masyarakat. Semoga kita banyak belajar dari Baskara meskipun hanya sekedar lewat lagu. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stasiun Kota Tua Jakarta, "Something that never Gets Old"

DJAKARTA WAREHOUSE PROJECT : " Come, Take The Moment and Be Free"

PON YOUR TONE " Gegap Gempita ala 80-an"