Jejak Vasily Chuikov : Sang Jenderal Penakluk Berlin
Tanggal 2 Mei 2020, mungkin dapat dikatakan sebagai hari yang cukup spesial dan bersejarah dikarenakan tepat di tanggal tersebut adalah 80 tahun peringatan jatuhnya kota Berlin ke tangan pasukan merah Uni Soviet atau dikenal Red Army sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi titik akhir kehancuran Nazi yang terkenal sebagai penyulut konflik terbesar di abad 20 tersebut yang menelan jutaan korban jiwa . Diantara keberanian jutaan pasukan Uni Soviet dan propaganda serta nama besar Josef Stalin, terdapat 1 sosok yang berperan penting dalam peristiwa bersejarah yang akan selamanya diingat dan dikenang oleh umat manusia tersebut, sosok tersebut adalah Jenderal Vasily Chuikov.
Jenderal Vasily Chuikov mungkin tidak memiliki popularitas dan nama besar layaknya sang pemimpin Josef Stalin, kompatriotnya Jenderal Zhukov, Nikita Kruschev, ataupun Vyacheslav Molotov akan tetapi tanpa kecerdikan dan kematangan taktik serta keberanian Chuikov dalam memimpin pasukanya, nama Uni Soviet mungkin hanya akan tinggal nama dan sejarah belaka. Chuikov mungkin dapat dikatakan menjadi salah satu saksi dan merasakan bagaimana Stalingrad diserang dan diporak-poranda oleh hantaman artileri dan serangan udara Jerman, bagaimana dia menyaksikan ribuan prajuritnya dan masyarakat sipil yang sekarat dan tewas oleh kebrutalan pasukan Hitler, serta bagaimana dia harus berada dalam situasi yang penuh depresi dan hampir mati dalam kondisi terjepit dan terkepung oleh pasukan Jerman.
Suasana Kehancuran Kota Stalingrad
Sumber : Wikipedia
Di tengah keputus-asaan dan tipisnya harapan, Chuikov dan anak buahnya seketika mendapatkan suatu mukjizat. Pada tanggal 19 November 1942, Uni Soviet melancarkan Operasi Uranus dengan mengirimkan 1 juta pasukan dibawah pimpinan Jenderal Zhukov untuk menyerang dan mengepung pasukan Jerman sekaligus menyelamatkan pasukan Chuikov yang hampir sekarat. Serangan yang dilancarkan Uni Soviet ini menjadi titik balik arah pertempuran dan pasukan Chuikov yang sempat berada dalam posisi terkepung menjadi pasukan yang turut mengepung dan menjebak Jerman di Stalingrad. Setelah 7 bulan pertempuran yang sangat berdarah dan menelan jutaan korban jiwa, pada tanggal 2 Februari 1943, Red Army termasuk di dalamnya resimen Chuikov berhasil merebut kembali kota Stalingrad dari tangan tentara keenam Jerman. Selain merebut kembali kota Stalingrad, pasukan Uni Soviet juga berhasil menahan 91.000 tentara Jerman termasuk Jenderal Paulus yang menjadi sosok dibalik serangan Jerman ke Stalingrad. Kemenangan Soviet di Stalingrad ini menjadi titik balik Perang Dunia II di front timur dan awal kekalahan Jerman di Perang Dunia II.
Dalam kurun 2 tahun setelah kemenangan di Stalingrad, Tentara Merah dibawah pimpinan Chuikov berhasil membebaskan negara Eropa lainya seperti Ukraina, Austria, Polandia, Cekoslovakia, Hungaria dan Rumania dari cengkraman Nazi. Pada bulan Januari 1945, untuk pertama kalinya, Chuikov dan pasukanya hanya tinggal sejengkal lagi untuk menginjakan kaki di tanah Jerman. Tentara Merah yang menang jumlah dan keberanian berhasil menghancurkan pertahanan tentara Nazi yang secara persenjataan dan semangat mental sudah sangat menipis dan kacau balau. Jatuhnya kota Poznan, Konigsberg, dan direbutnya kamp Auschwitz, menjadikan langkah Chuikov beserta jutaan Tentara Merah menjadi semakin tidak terbendung. Hasilnya, mereka mulai memasuki wilayah Jerman Timur dan hanya berjarak beberapa ribu kilometer untuk mencapai Kota Berlin.
Kemenangan Tentara Merah di Stalingrad
Sumber : wftucentral.org
Pada tanggal 16 April 1945 tepat jam 4 subuh, gebrakan tersebut dimulai. Ditembakaknya pistol suar menjadi pertanda untuk 1 juta pasukan Uni Soviet untuk menyeberangi Sungai Oder. Sungai Oder adalah sungai yang terhubung langsung dengan pinggiran kota Berlin dan jaraknya cukup dekat bagi pasukan Soviet untuk tiba di timur kota Berlin. Keberhasilan pasukan Soviet menyeberangi Sungai Oder yang dilakukan dengan menggunakan perahu ataupun berenang dengan perlengkapan dan peralatan apapun menjadikan kota Berlin hanya tinggal menunggu ajalnya. Begitu tiba di pinggiran kota Berlin, pasukan Chuikov melawan resimen pasukan Nazi yang mayoritas adalah remaja dan anak-anak yang bertempur tanpa adanya bantuan Artileri, Tank, dan Angkatan udara Nazi. Keadaan ini tentu saja sangat berbanding terbalik dengan kondisi di awal meletusnya Perang Dunia II, ketika Nazi memiliki kekuatan dan persenjataan yang sangat canggih dan superior serta jumlah pasukan yang sangat besar. Jalanya pertempuran dapat dikatakan cukup sengit dan terjadi di jalan kecil dan reruntuhan bangunan. Akibatnya, sering terjadi pertempuran dalam jarak dekat. Kondisi ini mengingatkan pertempuran yang terjadi di Stalingrad 3 tahun lalu dimana Chuikov dan anak buahnya berada dalam posisi bertahan dan terkepung.Namun, kini yang terjadi sebaliknya, Chuikov dan anak buahnya menjadi bagian dari jutaan Tentara Merah yang mengepung ibukota dari negara yang menyerang dan menghancurkan bumi pertiwi mereka 3 tahun yang lalu.
Chuikov Merencanakan Taktik bersama Para Perwiranya
Sumber : worldwar2database.com
Pada tanggal 30 April 1945, Tentara Merah sudah tepat berada di depan Reichstag yang merupakan Istana dan simbol dari nama besar pemerintahan Nazi. Meskipun "hanya" tinggal menguasai gedung tersebut, jumlah korban jiwa di kalangan pasukan Soviet cukup besar dikarenakan pasukan Jerman yang bertahan dengan gigih di dalam gedung tersebut. Setelah 2 hari pertempuran di dalam gedung yang cukup sengit dan berdarah, Uni Soviet berhasil menguasai Reichstag seutuhnya dan salah satu ikon yang paling terkenal adalah perisitiwa dikibarkanya bendera merah Uni Soviet oleh salah satu tentara merah di atas atap Reichstag. Sedangkan dari dalam Bunker bawah tanah, Adolf Hitler yang sudah putus harapan dengan kehancuran Reich Ketiga yang diimpikanya memutuskan bunuh diri pada tanggal 30 April 1945 bersama dengan istrinya yang merupakan asisten pribadinya, Eva Braun yang baru dinikahi sehari sebelumnya. Jenazah mereka kemudian dibakar oleh prajuritnya sendiri di atas bunker yang menjadi tempat terakhir mereka di muka bumi. Pada tanggal 2 April 1945, Berlin resmi menyerah dan dikuasai sepenuhnya oleh tentara merah Uni Soviet. Perisitwa tersebut mengakhiri konflik berdarah yang telah terjadi selama 6 tahun lamanya dan menelan puluhan juta korban jiwa.
Jenderal Chuikov yang berharap dapat menangkap Hitler secara hidup-hidup diberitahu oleh Jenderal Krebbs, salah seorang Jenderal Nazi yang menyerah dan ingin berunding tentang nasib Jerman kedepanya bahwa target incaran Chuikov tersebut sudah mengakhiri hidupnya sendiri dibandingkan harus menjadi tahanan Uni Soviet dalam kondisi hina. Chuikov yang tampak kecewa segera menghubungi dan memberi informasi kepada Jenderal Zhukov yang kemudian disampaikan juga kepada Stalin bahwa pembunuh terbesar dan penyulut konflik di abad ke 20 tersebut sudah mengakhiri hidupnya.
Potret Pengibaran Bendera Soviet di Reichstag
Sumber : Wikipedia
Setelah perang berakhir, Chuikov melanjutkan tugasnya sebagai Commander in Chief Tentara Merah yang bertugas di Berlin dari tahun 1953. Pada tahun 1955, Chuikov mendapatkan kenaikan jabatan sebagai Marsekal Uni Soviet yang merupakan jabatan tertinggi dalam kemiliteran Uni Soviet pada masa itu. Chuikov wafat pada 18 Maret 1982 pada usia 82 tahun. Meskipun menjadi salah satu osok yang berperan besar dalam mengalahkan Jerman, nama Chuikov seolah tenggelam oleh nama Jenderal Gregory Zhukov dan Nikita Kruschev sehingga Chuikov menjadi sosok yang cukup terlupakan dan sedikit ditulis dalam buku sejarah.
Komentar
Posting Komentar