Mendamaikan Diri di Bulan Ramadhan dengan Syair-Syair Indah Jalaludin Rumi
Bulan Ramadhan di tahun 2020 ini memang terasa sangat berbeda dan hampa dibandingkan dengan bulan-bulan Ramadhan di tahun sebelumnya. Semenjak adanya pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia dan menelan ratusan ribu korban jiwa, aktivitas dan perayaan bulan Ramadhan yang umumnya selalu dirayakan dengan buka puasa bersama sahabat di restoran, Sholat Maghrib di Masjid, konser musik Religi, dan aktivitas perdagangan di pasar untuk sementara harus ditunda untuk tahun ini demi mencegah penularan Covid-19 dalam skala besar.
Di tengah kegelisahan dan kekecewaan karena tidak bisa merayakan Ramadhan secara normal seperti umumnya, membaca dan meresapi makna dari syair-syair Sufistik yang ditulis oleh Jalaludin Rumi adalah sarana bagi kita untuk merefleksikan diri dan menenangkan batin di bulan yang suci ini. Jalaluddin Rumi adalah filsuf dan sastrawan muslim terkemuka di abad ke-13 dengan keindahan syair dan puisi yang ditulisnya. Lahir di Balkh, sebuah kota di negara Afghanistan pada tanggal 30 September 1207, Rumi harus merasakan pengungsian dari tanah kelahiranya yang berada dalam ancaman serbuan prajurit Mongol ketika baru berusia 3 tahun. Setelah cukup lama melakukan perjalanan lamanya untuk mencari wilayah yang cukup terasa aman bagi mereka , Rumi beserta keluarganya tiba di provinsi Rum yang sekarang menjadi bagian dari negara Turki. Ketika tumbuh dewasa, Rumi mulai mengenal dan belajar dari Ulama dan Syekh terkemuka di daerah tersebut hingga Rumi mampu menguasai ilmu Tasawuf yang merupakan ilmu yang mampu mendekatkan manusia kepada Tuhan (Allah) secara jasmani dan spiritual.
Meskipun Rumi telah wafat pada tanggal 17 Desember 1273, karya-karyanya telah meninggalkan warisan besar untuk umat manusia, bagaimana semua syair dan puisinya mampu menjabarkan tentang makna cinta, perdamaian antar umat manusia, dan ketaatan kepadaa Tuhan (Allah) Yang Maha Esa. Hingga kini, nama Jalaluddin Rumi tetap dikenang sebagai salah satu filsuf dan sastrawan paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Semua karyanya menjadi inspirasi bagi para musisi dan sastrawan di dunia dalam menulis lagu dan puisi.
Beberapa syair-syair ciptaan Jalaluddin Rumi yang terkenal adalah sebagai berikut :
1. Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Di tengah kegelisahan dan kekecewaan karena tidak bisa merayakan Ramadhan secara normal seperti umumnya, membaca dan meresapi makna dari syair-syair Sufistik yang ditulis oleh Jalaludin Rumi adalah sarana bagi kita untuk merefleksikan diri dan menenangkan batin di bulan yang suci ini. Jalaluddin Rumi adalah filsuf dan sastrawan muslim terkemuka di abad ke-13 dengan keindahan syair dan puisi yang ditulisnya. Lahir di Balkh, sebuah kota di negara Afghanistan pada tanggal 30 September 1207, Rumi harus merasakan pengungsian dari tanah kelahiranya yang berada dalam ancaman serbuan prajurit Mongol ketika baru berusia 3 tahun. Setelah cukup lama melakukan perjalanan lamanya untuk mencari wilayah yang cukup terasa aman bagi mereka , Rumi beserta keluarganya tiba di provinsi Rum yang sekarang menjadi bagian dari negara Turki. Ketika tumbuh dewasa, Rumi mulai mengenal dan belajar dari Ulama dan Syekh terkemuka di daerah tersebut hingga Rumi mampu menguasai ilmu Tasawuf yang merupakan ilmu yang mampu mendekatkan manusia kepada Tuhan (Allah) secara jasmani dan spiritual.
Meskipun Rumi telah wafat pada tanggal 17 Desember 1273, karya-karyanya telah meninggalkan warisan besar untuk umat manusia, bagaimana semua syair dan puisinya mampu menjabarkan tentang makna cinta, perdamaian antar umat manusia, dan ketaatan kepadaa Tuhan (Allah) Yang Maha Esa. Hingga kini, nama Jalaluddin Rumi tetap dikenang sebagai salah satu filsuf dan sastrawan paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Semua karyanya menjadi inspirasi bagi para musisi dan sastrawan di dunia dalam menulis lagu dan puisi.
Beberapa syair-syair ciptaan Jalaluddin Rumi yang terkenal adalah sebagai berikut :
1. Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai
Jika engkau bukan seorang pencinta,
Maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
Dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
Dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
Akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
Dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
Dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
Agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
Dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
Dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
2. Pernyataan Cinta
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata
Kusimpan kasih-Mu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
Segera saja bagai duri bakarlah aku
Kusimpan kasih-Mu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
Segera saja bagai duri bakarlah aku
3. Aku memilih mencintaimu dalam diam
Karena dalam diam, aku tidak mendapat penolakan
Aku memilih mencintaimu dalam kesepian
Karena dalam kesepian, tidak ada yang memilikimu selain aku
Komentar
Posting Komentar